TANTE YANG SUDAH MERENCAKAN NIATNYA UNTUK NGEWE DENGANKU

Cerita Mesum - Cerita mesum ngewe dengan tante lela yang berstatus janda muda bertoket gede dengan judul ” Tante yang Sudah Merencakan Niatnya untuk Ngewe Denganku ” yang tidak kalah serunya dan dijamin dapat meningkatkan libido seks, selamat menikmati.


TANTE LELA YANG SUDAH MERENCAKAN NIATNYA UNTUK NGEWE DENGANKU

ini bermula ketika tetangga di dekat kostku, Tante Lela, yg berstatus janda beranak satu, memintaku untuk memberikan private Matematika kepada Rere, anak perempuannya yang waktu itu duduk di kelas 3 SMA, karena katanya, anaknya memiliki kelemahan di dalam mata pelajaran Matematika, ditambah lagi dengan kekhawatiran akan tidak lulus dalam ujian nasional
Permintaan tersebut aku tanggapi dengan baik, dan lebih pada keinginan untuk menutupi kebutuhan hidup sehari-hari sebagai seorang mahasiswa yang hidup jauh dari keluarga Apalagi pelajaran yang diminta juga memang sesuai dengan jurusan yang kuambil di kampus, jadi tidak jadi masalah bagiku
Sesuai dengan jadwal private yang telah disepakati, yaitu jam 08 00 malam, dua kali seminggu, aku datang ke rumah tetanggaku tersebut Karena jaraknya yang hanya terhalang oleh beberapa rumah saja dari kostku, maka aku hanya mendatanginya dengan jalan kaki, itung-itung ngirit bensin… Lumayan lah! dengan gaji 50ribu – per pertemuan, aku bisa menghitung berapa penghasilanku per bulan
Pada awalnya semua berjalan lancar, seperti layaknya private pada umumnya Sekitar pukul 09 30 atau kadang molor sampai jam 10 00 malam, barulah aku minta izin pulang Sampai pada suatu malam, sesuai dengan jadwal, aku datang ke rumah tetanggaku tersebut, dengan maksud memberikan private pada anaknya, tetapi ternyata yang ada hanya Tante Lela Katanya sih si Rere keluar dengan temannya karena suatu keperluan
Kata tante Lela, mungkin sebentar lagi juga pulang Sementara menunggu, Tante Lela menyuguhkan secangkir teh hangat dan sedikit makanan kering kepadaku Dalam selang waktu itu terjadi percakapan kecil antara aku dan tante Lela
“Silahkan diminum airnya, nak Rey!” kata tante Lela
“Iya, Tante!” jawabku sambil mengambil gelas berisi teh hangat yang ada di depanku
“Sudah semester berapa sekarang?” tanya Tante Lela memulai percakapan
“Sudah semester akhir sih, Tante! cuman… Skripsi saya belum selesai ” jawabku agak malu-malu sambil meletakkan kembali gelas teh ke atas meja
“Wah… hampir selesai dong! Kalau sudah lulus, nggak ada lagi dong ngasih private buat Rere…” kata Tante Lela
“Ah, masih lama juga sih, Tante! Mungkin duluan Rere lulus ketimbang saya…” jawabku merendah
“Hahaha… kerasan kuliah ya? nggak kepingin merit?” Tanya Tante Lela yg lumayan mengagetkanku
“Hehehe… pingin sih, Tante! Tapi kerja aja belum, masa dah mikir merit…!?” Jawabku
“Kamu itu gimana sih? ntar nyesel nunda-nunda kawin…” kata Tante Lela menggodaku “nyesel kenapa, Tante?” tanyaku
“Dasar anak muda! Kawin itu enak lho…!!” kata tante Lela
“Hahaha… kalau mikir gitu2nya aja sih memang enak, Tante! tapi tanggung jawabnya kan besar kan, Tante!?” Jawabku
Tiba-tiba Tante bangkit dari tempat duduknya, lalu ia duduk di sampingku Aku terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Tante Lela, tetapi tiba-tiba ia berbisik di telingaku…
“kalau kamu mau, kamu nggak perlu mikir masalah tanggung jawab, nak Rey!” begitu bisik Tante Lela di telingaku
Seketika itu juga, tiba-tiba tangannya menyentuh kemaluanku yang tidur di balik celana jeans yang ku kenakan
“Tante! kalau Rere datang gimana?” tanyaku akan gugup dengan aksi Tante Lela terhadapku Mendengar pertanyaanku itu, Tante Lela mendorong tubuhku hingga terbaring di Sofa, dan menindih tubuhku lalu kembali berbisik
“Tenang saja! Semua sudah tante rencanakan Rere tidak akan pulang ke rumah malam ini, karena ia sedang ada kegiatan Camping di sekolahnya Tadi sore, Rere pesan sama tante, minta tolong menyampaikan ke kamu bahwa private malam ini ditiadakan dulu…” Penjelasan tante itu cukup mengagetkanku
Dalam perasaan gugup bercampur birahi yang menggoda, tiba-tiba tante Lela yang duduk di atas tubuhku yang terbaring di sofa ruang tamu itu, tante melepaskan bajunya sehingga payudara putih besar yang tertampung dalam Bra putih menjadi pemandangan langka di hadapanku Seterusnya tante Lela melepaskan rok panjang yang ia kenakan, sehingga sesosok tubuh wanita yang hanya tertutup oleh BH dan CD menjadi pemandangan nyata di depan mata
Sejujurnya, aku tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan langka ini, tapi rasa gugup dan terkejut masih menyelimuti hatiku Di saat itulah, tiba-tiba tante Lela berusaha membuka kancing celanaku dan menurunkan reslitingku
Dia tersenyum padaku, lalu berkata: “Burungmu pasti sulit bernafas kalau tidak dikeluarkan… ” katanya Mendengar kata-kata itu, akupun berusaha melempar senyumku dan seketika itu juga ku turunkan celana jeansku dan ku biarkan tante Lela yang mengeluarkan penis dari celana dalamku
Batang penisku yang sudah tegang, langsung menyembul keluar setelah tante Lela menurunkan CDku Beberapa saat tante memandangi dan meremas batang penisku, lalu ia menunduk dan memasukkan penisku ke dalam mulutnya sebuah kenikmatan yang tak tertahan saat lidah tante Lela membelai kepala penisku
Sepertinya, aku tidak mampu menahan punjak birahi yang sudah berada di ubun-ubun Akibatnya, spermaku pun keluar dengan kencang mengisi mulut tante yang sedang asyik memainkan lidahnya di kepala penisku
Melihat cepatnya aku mencapai puncak, tante Lela bukannya kecewa Ia malah tersenyum dengan lelehan sperma di bibirnya Tante Lela mengeluarkan sisa sperma yang masih berada di mulutnya dan meludahkannya ke batang penisku Kemudian ia kembali mengulum penisku yang mulai melemah selama beberapa saat
Dengan bibir yang masih berlumuran sperma, tante Lela kembali menjatuhkan tubuhnya di atas tubuhku, lalu mencium bibirku ku coba untuk membalas reaksinya dengan menyambut lidahnya yang masuk ke mulutku Ku rasakan sebuah sensasi yang luar biasa ketika tante Lela seakan mengajak berbagi sperma di mulutku Aku tidak perduli dengan bau sperma yang kecut harus masuk ke tenggorokanku, yang ku pikirkan hanyalah bagaimana caranya agar penisku bisa kembali bangkit dari kematiannya
Ku ku coba meremas-remas payudara besar yang masih terbungkus BH, sebuah hal yang luar biasa yang tidak pernah ku mimpikan sebelumnya Ternyata menjadi guru private anak tetangga merupakan awal hilangnya keperjakaanku
Tante Lela telah merencanakan ini secara sempurna tanpa ku ketahui sebelumnya Mungkin sebagai seorang janda, ia juga merindukan nikmatnya saat melakukan hubungan dengan suaminya yang telah meninggal dunia sekitar setahun yang lalu
Setelah puas berciuman mesra di sofa, Tante Lela bangkit dari tubuhku Ia kemudian menarik celana Jeans dan CDku sampai terlepas dan memintaku untuk melepaskan baju juga ku turuti saja keinginannya, hingga aku menjadi sesosok laki-laki bugil dengan penis yang mati tergantung
Tante Lela memegang tanganku dan menarikku menuju sebuah kamar yang bisa dipastikan adalah kamar tidurnya Setelah berada di dalam kamar, tante Lela melepaskan BH dan CD putih yang ia kenakan Kemudian ia berdiri di hadapanku dengan tubuh bugil Dalam posisi berdiri, kami kembali berciuman Lalu ia berkata padaku:
“Rey! jika kamu sudah siap, lakukan saja yang ingin kau lakukan dengan tante… Tante akan menunggu…” demikian perkataannya yang dipenuhi dengan birahi indah Ia kemudian berjalan meninggalkanku dan menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur empuk yang ada di kamarnya itu Ajakan itu tak ingin ku sia-siakan dan hilang begitu saja Sesosok tubuh wanita yang siap untuk dinikmati, kenapa tidak ku manfaatkan…!?
Tanpa pikir panjang, ku dekati tubuh tante Lela yang telah terhidang siap saji untuk disantap Lalu ku mulai aksiku dari menaiki tubuh tante Lela dan mencium bibirnya Bibir dan lidah kami saling beradu dalam suasana yang penuh birahi Sambil terus berciuman, ku remas salah satu payudara Tante Lela yang lumayan besar dan lembek, dengan salah satu tangan menopang berat tubuhku agar tidak menindih sempurna tubuh tante Lela
Aktivitas itu terus ku lakukan, hingga akhirnya batang penisku kembali terjaga dari tidurnya Dalam suasana penuh nafsu yang tak tertahan, ku sentuh selangkangan tante Lela yang ditumbuhi oleh bulu yang lebat Ku coba untuk merayap dan memasukkan jariku ke belahan di pangkal paha tante Lela
Tidak terlalu sulit untuk mendapatkannya, hingga dalam beberapa detik, aku telah berhasil menenggelamkan jari tengahku di lobang vagina tante Lela Sesaat kemudian, ku mainkan jariku di lobang yang basah itu, sehingga membuat tante Lela mendesah Sepertinya dia mulai merasakan kenikmatan bercinta denganku
Sebagai seorang yang tidak pernah melakukan hubungan seks layaknya suami istri, aku tidak begitu mengerti apa yang harus ku lakukan pada tubuh bugil yang saat itu telah siap untuk ku nikmati Yang ada dalam pikiranku hanyalah menikmati, dan bukan memberi kenikmatan
Tanpa terlalu lama bermain dengan benda yang juga baru pertama kali ku sentuh, aku mulai berpikir untuk memasukkan penisku yang sudah cukup keras ke dalam lobang vagina tante Lela yang kenyal dan dikelilingi oleh bulu yang lebat
Aku merubah posisi ku, lalu mengarahkan kepala penisku ke belahan di sela paha tante dengan tanganku Mungkin karena statusnya yang janda beranak satu, alias sudah bukan perawan, batang penisku tidak terlalu sulit untuk menerobos masuk ke vagina tante Lela
Rasa yang ku dapatkan saat menggenjot lobang vagina tante Lela yang lembat sungguh tidak bisa ku lukiskan dengan kata-kata Batang penisku yang terjepit oleh dinding vagina yang kenyal benar-benar memaksaku untuk menuju puncak birahi Tidak seberapa lama aku melakukan hal tersebut, dapat ku rasakan bahwa desiran darahku seakan berkumpul di pangkal penisku
Saat itulah, aku semakin meningkatkan tempo permainanku, hingga akhirnya aku tidak tahan lagi Ku hentakkan pantatku sekeras mungkin, sehingga penisku tenggelam sempurna di dalam lobang vagina tante Lela dan ku rasakan spermaku keluar dan mengisi lobang vagina tante Lela
Aku sama sekali tidak berpikir akan akibat yang mungkin terjadi dengan tertanamnya sperma di rahim tante Lela, kecuali setelah batang penisku kembali melemah dan ku jatuhkan tubuhku di samping tubuh tante Lela yang basah bermandikan keringat Tante Lela tersenyum padaku, lalu berkata:
“Nggak perlu belajar lama, ya?” kata tante sambil bangkit dari posisinya Entah apa yang akan dia lakukan, ia berdiri di atas tempat tidur lalu ia duduk di atas dadaku sambil mengarahkan vaginanya yang masih basah tersebut ke daerah wajahku
“Mainkan lidahmu, Rey!” Kata tante kemudian
Tanpa pikir panjang dan banyak tanya, ku turuti saja keinginannya, ku jilati belahan vagina tante Lela yang duduk di atas wajahku Dengan bantuan jariku, ku buka belahan vagina tante yang kenyal itu lalu ku masukkan lidahku sedalam-dalamnya ke lobang vagina tante Lela
Tiba-tiba ku rasakan cairan putih kental yang tidak lain adalah spermaku keluar dari lobang vagina tante Lela dan masuk ke mulutku Meskipun agak jijik, tapi aku tidak berani memuntahkannya dari mulutku Aku hanya menahannya di mulutku sambil terus memainkan lidahku di lobang vagina yang terbuka lebar itu
Beberapa saat setelah aktivitas menjilat itu ku lakukan untuk tante Lela, ku coba untuk kembali menjatuhkan tubuh tante Lela ke tempat tidur Saat itulah, kembali ku cium bibir tante Lela sambil mengeluarkan sperma yang ada di mulutku dan memasukkannya ke mulut tante Lela Tante Lela bukannya menolak, ia malah menerima dan bahkan menelat sperma yang ku keluarkan di mulutnya
Malam itu, aku tidak pulang ke kostku Aku tidak bisa meninggalkan indahnya bercinta dengan tante Lela, Ibu dari siswa privateku, karena ia adalah wanita yang telah merampas keperjakaanku, sekaligus orang yang pertama memberiku kenikmatan bercinta Malam itu, aku tidak dapat tertidur
Meskipun aku tahu tante begitu lelah dan mengantuk, tetapi aku terus mengulangi hubungan seks dengan tante Beberapa kali ku paksakan untuk memasukkan penisku ke vagina tante Lela saat ia tertidur, tetapi gesekan batang penisku di dinding vaginanya selalu membuatnya terbangun dan kembali memberikan respon untuk aksi ajakanku
Seingatku, malam itu aku melakukan hubungan seks dengan tante Lela lebih dari 10 kali Karena setiap kali penisku bangun, aku langsung memasukkan ke lobang vagina tante Dari pelajaran malam itu, yang ada di pikiranku hanyalah keinginan untuk terus bisa merasakan vagina, hingga akhirnya aku berhasil merenggut keperawanan Rere, putri tante Lela sendiri
Karena seringnya bercinta dengan Tante Lela, Ibu dari siswa privateku, Rere, hubungan gelap tanpa komitmen yang selama ini terjalin antara kami, tercium oleh Rere Hal ini terjadi ketika suatu malam, setelah aku memberikan private di rumah Rere, hujan turun dengan lebatnya Tante Lela menyarankan, agar aku tidak usah pulang dulu sebelum hujan reda Tetapi ternyata hujan tidak berhenti hingga lewat jam 11 malam Tante Lela menyarankan untuk bermalam saja
Meskipun dengan sedikit basa-basi penolakan, tetapi tawaran itu ku terima dengan senang hati, dan memang itu harapanku, berharap dinginnya malam dengan suasana hujan lebat, akan menambah indah nuansa pencapaian puncak birahi dalam bercinta dengan janda beranak satu itu
Malam itu, aku hanya tidur di sofa ruang tamu, karena memang hanya ada 2 kamar di rumah tante Lela Mungkin hanya sekedar mengelabui Rere yang belum tahu hubungan gelap yang ku jalin dengan Ibunya Di sofa itu, aku terus memainkan jariku di HPku yang hanya bergetar jika ada SMS atau panggilan masuk, karena memang aku sedang SMSan dengan tante Lela yang ada di kamarnya Saling merayu di udara dengan bahasa yang mengoda birahi
Setelah memastikan Rere tertidur di kamarnya, sekitar pukul 12 30 malam, tante Lela mengirinkan SMS yang berbunyi:
“Rey! kKmr Tante dong skrg, Tante dah pngin bgt nch!”
Menerima SMS itu, dengan penuh semangat, aku keluar dari selimutku dan bangkit dari sofa lalu melangkah perlahan ke kamar tante Lela Suasana hujan yang masih sangat lebat memberikan keleluasaan bagiku, karena suara langkahku tidak akan memecah heningnya malam
Saat aku membuka pintu kamar tante Lela, tiba-tiba Rere keluar dari kamarnya Hal tersebut tentu saja sangat mengejutkanku Apalagi melihat ekspresi keterkejutan Rere melihat gelagatku
“Kaka! itu kamar Mama! Kaka mau apa?” begitulah kata yang terucap dari gadis muda berusia 15 tahun, utri tunggal tante Rere Aku yang terkejut karena nyaris tertangkap basah dengan dorongan birahiku, langsung berusaha mencari alasan yang tepat untuk jawaban untuk pertanyaannya tersebut
“Eeee… ” jawabku seraya tanganku melepas gagang pintu kamar tante Lela yang kebetulan telah terlanjur terbuka, sambil terus berpikir keras untuk mencari alasan
“Begini Win! tadi Kaka kira ini kamar kamu… Kata Mama kamu, Kaka disuruh membangunkan kamu Kamu disuruh Mama kamu tidur dengan Mama, Kaka di suruh tidur di kamar kamu… Gitu, Win! Jawabku dengan bahasa yang agar berbelit-belit Rere mengerutkan keningnya beberapa saat, lalu kemudian melempar senyumnya
“Oo Iya, Kak! Kamar Rere di sini… Kakak tidur aja di sini… biar Rere tidur di kamar Mama” begitu jawab Rere sambil masuk kembali ke kamarnya dengan maksud mungkin mengambil keperluan tidurnya
Ku tutup kembali pintu kamar tante Lela dengan segudang kekecewaan, karena hasrat yang memuncak tidak bisa terlampiaskan di malam yang begitu mendukung ini Dengan langkah lemas, ku beranjak ke kamar Rere, dan ku lihat Rere telah siap meninggalkan kamarnya menuju kamar Mamanya
“Silahkan, Ka!” sapa Rere mempersilahkan aku untuk tidur di kamarnya
“Makasih, ya Win!” sapaku saat ia ke luar dari kamarnya Rere hanya melempar senyum saat berlalu dari hadapanku Ku lihat dengan selimut di tangannya, ia membuka kamar Mamanya, kemudian masuk dan menutup pintu kamar Mamanya tersebut Dengan tertutupnya pintu kamar tante Lela, maka pupuslah harapan untuk bisa kembali bercinta dengan tante Lela
Malam terus berlalu, tetapi aku tetap tidak bisa tertidur karena gagalnya mencuri kesempatan indah untuk bercinta jam 1 malam, hujan telah berhenti, tiba-tiba HPku bergetar, dan ku lihat ada SMS masuk ku buka dan ku baca, ternyata tante Lela yg mengirimnya
“Rey! kmu psti blm tdur kn?” itulah bunyi SMSnya dengan masuknya SMS itu, aku merasa ada secercah harapan baru untuk kembali bisa melepas hasrat yang tertunda langsung ku balas SMS tante Lela:
“blm, tnte? gimana nih? sy udah gak tahan mo nancepin lgi ” jawabku via SMS tak seberapa lama, masuk lagi balasan dari tante Lela “iya, tnte jg nch” begitu jawab tante Lela singkat Dengan gesit ku mainkan jariku merangkai SMS balasan, dengan maksud menyusun strategi untuk bisa memadu hasrat tanpa diketahui Rere, anak perempuannya “Rere dah bobo ya tante?” bgitu isi SMSku “Iya!” jawab tante Lela dengan singkat
“Tnte, kontolku dah bngun nch, tnte! udh ga thn mo ngntot memek tnte!” bgitu rayuanku dalam SMS berusaha mengajak tante Lela untuk kembali melakukan hubungan seks denganku “Rey! kmu tljg dlu, ya! nnti tnte ksana” bgitulah balasan tante dengan girang ku balas SMS tante Lela dengan dua kata
“OK!” Dengan semangat menggebu, ku lepaskan sluruh pakaianku dan ku baringkan tubuhku di atas tempat tidur di kamar Rere, putri semata wayangnya Dengan rasa tidak sabar, kembali ku berniat untuk mengirim SMS ke tante Lela, tetapi tiba-tiba ku dengar pintu kamar di buka dengan hati-hati, dan ku dengan suara pintu itu kembali di tutup dengan hati-hati
Dalam senyapnya malam yang di hiasi suara titik-titik air sisa hujan lebat, tak ku dengar adanya langkah yang datang menuju kamar dimana aku terbaring menunggu saat-saat indah menikmati vagina tante Lela yang lembek dan basah
Tiba-tiba gagang pintu kamar mulai bergerak dan pintupun mulai terbuka perlahan Tetapi aku sangat terkejut, karena yang datang bukan tante Lela, melainkan Rere, putrinya yang baru kelas 3 SMA Rere meletakkan jari telunjuknya di bibir sebagai isyarat agar aku tidak bicara Aku yang sudah terlanjur telanjang, tidak mampu berbuat apa-apa kecuali menutupi batang penisku yang sudah keras dengan guling yang ada di sampingku
Setelah kembali menutup pintu kamar dengan hati-hati, Rere melangkah ke arahku, dan duduk di sampingku lalu menarik guling yang menutup kemaluanku Ia kemudian menggenggam batang penisku dengan kencang, sehingga hampir membuatku berteriak Rere mendekatkan wajahnya ke hadapanku dan dengan nada berbisik, Rere berkata:
“Jadi selama ini, Kaka dibayar bukan hanya untuk ngasih private aku ya?”“Maaf, Win! Kaka… bukan begitu! kamu tidak mengerti…” “Kaka nggak usah bohong! Rere sudah baca semua SMS Kaka di HP Mama…”
“Apa? jadi yang… ”
“Iya! yang balas SMS Kaka itu Rere, Ka!”
“Maafkan Kaka, Win! Kaka nggak ada maksud begitu…”
“Udah deh! Kaka nggak usah bohong… Kenapa Kaka melakukan ini dengan Mamaku!?”
“Win! bukan kemauan Kaka, Win! Kaka juga nggak tahu kenapa ini sampai terjadi…!!” “Kak! Mulai hri ini, Rere nggak mau private lagi sama Kaka… Rere kecewa sama Kaka!”
Mendengar kekecewaan Rere itu, ku peluk tubuh Rere dan ku ciumi bibirnya, tetapi Rere tidak bereaksi melawan, apalagi berteriak Ku jatuhkan tubuhnya ke tempat tidur sambil terus ku ciumi bibirnya Ku tahan gerakan kedua tangannya dengan kedua tanganku, dan ku tindih tubuhnya agar dia tidak lagi mampu bergerak
Merasakan Rere yang tidak bereaksi melawan terhadap aksiku, dan cenderung pasrah, aku menghentikan ciumanku dan ku tatap wajah Rere Tetapi yang terlihat dari wajahnya bukan kekecewaan Rere justru melemparkan senyumannya kepadaku “Ada apa ini?” pikirku dalam hati…
“Perawani Rere, Ka! tapi jangan hamili Rere!” itulah kalimat yang terucap dibalik senyumnya Aku pun senang mendengar kalimat itu Tanpa pikir panjang, ku lepaskan seluruh pakaian yang menutup tubuhnya, mulai dari babydol yang dikenakannya, hingga BH dan CDnya
Tampak dihadapanku sesosok tubuh kecil yang lumayan langsung dengan buah dada kecil yang montok Selangkangan Rere yang cembung dengan rambut ikal tipis yang tumbuh dipermukaannya, merupakan sebuah pemadangan baru yang sangat indah bagiku
Aku tidak mau melewatkan kesempatan untuk merasakan bagaimana nikmatnya vagina seorang perawan berusia 15 tahun Tanpa menunggu lebih lama, langsung ku angkat kedua kakinya, sehingga selangkangannya terbuka lebar Terlihat jelas belahan vagina Rere yang hanya seperti lipatan kulit berbentuk garis lurus Tidak terlihat disana ada lobang untuk masuknya penisku yang sudah siap tempur
Tanpa pikir panjang, langsung ku arahkan kepala penisku ke belahan yang masih sangat rapat itu Dengan kedua tangannya, Rere memegang kakinya yang terbuka lebar ke atas Dengan bantuannya itu, aku bisa menggunakan jariku untuk membuka belahan vagina Rere
Bisa ku lihat di dalamnya daging yang agak basah berwarna merah muda, dan langsung ku tancapkan kepala penisku di sela belahan yang terbuka itu Dengan sedikit memaksa, kepala penisku berhasil menerobos lobang vaginanya yang terasa sangat sempit
Aku terus menekan agar penisku bisa masuk sempurna ke dalam vagina Rere, namun usaha itu harus ku lakukan dengan perlahan Aku harus tarik ulur agar cairan vaginanya membasahi seluruh batang penisku Tanpa cara itu, Penisku tidak bisa dipaksa masuk
Sedikit demi sedikit, batang penisku semakin dalam masuk ke lobang vagina Rere yang sangat sempit, sampai akhirnya setengah batang penisku telah berhasil masuk Dalam posisi penis yang setengah menancap di selangkangannya, ku jatuhkan tubuhku di dadanya
Ku raih bibirnya dan mencoba menciuminya, ku remas payudara montok yang masih ranum itu, sesekali ku jilati pipi, kuping, leher dan terkadang turun ke payudaranya Rere terpejam dan sesekali berdesis, sepertinya ia menikmati sentuhan yang lidahku di leher dan payudaranya
Bahkan mungkin ia melupakan bahwa penisku baru setengah masuk ke lobang vaginanya Melihat keadaan itu, ku tumpukan tubuhku di atas siku yang berada di kedua sisi tubuhnya dan ku pegang erat bahunya Dengan terus menjilati payudaranya dan sesekali mengecup puting susunya, kembali ku genjot lobang vaginanya yang sangat rapat dan kesat Terus ku coba dan ku coba, meski kedua bahunya telah ku pegang erat, tetapi tetap saja genjotan yang ku lakukan untuk menerobos lobang vaginanya hanya bisa masuk dengan perlahan
Akhirnya ku putuskan untuk fokus pada usaha untuk memasukkan penis ke lobang vaginanya Aku turun dari tempat tidur, dan menarik tubuh Rere ke sisi tempat tidur itu Dengan posisi berdiri di sisi tempat tidur, kembali ku arahkan penisku yang sedikit ku basahi dengan air liurku ke lobang vaginanya
Penisku kembali hanya bisa masuk setengah ke dalam lobang vagina Rere, namun dengan posisi berdiri, aku bisa menahan kedua pahanya agar tubuhnya tidak bergerak mengikuti tiap genjotanku Usahaku akhirnya tidak sia-sia, karena dengan posisi itu, aku bisa lebih cepat menerobos lobang vagina Rere dengan sempurna
Dalam posisi tenggelam sempurna, aku mjatuhkan tubuhku ke dada Rere dan berguling agar posisi Rere di atas Ku peluk tubuh Rere dan ku coba menarik keluar penisku dari lobang sempit yang basah itu, lalu mendorongnya masuk kembali
Beberapa kali ku lakukan itu, aku kembali berguling, sehingga posisiku mebali di atas Saat itulah permainan sesungguhnya di mulai Vagina Rere sepertinya telah mampu beradaptasi dengan benda tumpul yang menerobos lobang vaginanya
Rapatnya lobang vagina Rere memberikan kenikmatan yang luar biasa yang tidak pernah ku rasakan saat bercinta dengan tante Lela dinding vagina Rere seakan mencengkram erat batang penisku, persis seperti saat pertama Rere mencengkar penisku dengan tangannya
Kenikmatan itu pulalah yang mungkin membuatku tidak bertahan lebih lama untuk menahan muncratnya sperma Karena pertimbangan tidak untuk menghamili, tetapi hanya memerawai, maka penisku ku cabut dan spermaku pun hanya membuahi bulu-bulu lembut yang tumbuh di atas permukaan vagina Rere. END

Kisah Seks Pengalaman Ivy Gadis 19 Tahun

Cerita Mesum - Aku akan menceritakan salah satu pengalaman pribadiku yang tidak pernah terlupakan seumur hidupku. Mungkin apabila aku dikatakan lesbi agak kurang tepat, karena selama ini aku masih tertarik dengan pria. Tapi ada satu keanehan dalam sifatku yang terkadang terangsang ketika melihat sesama jenis, apalagi apabila ia memakai baju yang ketat, atau baju yang sedikit transparan.



Aku memiliki seorang kekasih yang berinisial W. Aku menjalin hubungan dengannya sejak bangku SMA. Hubunganku dengannya sebenarnya belum terlalu jauh. Paling jauh kami hanya melakukan petting dengan masih mengenakan pakaian dalam. Tapi dalam hal yang satu ini seringkali aku tidak terpuaskan. Kekasihku selalu ‘keluar’ sebelum aku sempat mengalami orgasme.
Singkat cerita, aku menjadi bosan dan mulai mencari-cari pelampiasan. Pada awalnya, ketika suatu malam, kekasihku baru saja pulang dari rumahku setelah kami melakukan petting. Dan seperti biasanya, Ia sudah ‘keluar’ sebelum sempat aku mengalami orgasme. Malam itu aku begitu kesal.
Sampai akhirnya ketika aku sedang tidur-tiduran, dan perasaan itu datang kembali. Horny yang amat sangat. Tanpa kusadari, aku memulai berfantasi tentang hubungan seksual bersama seorang pria kekar, yang begitu jantan dan dapat membuatku orgasme sampai berkali-kali.
Tanpa kusadari tanganku mulai meremas-remas buah dadaku sendiri. Aku sangat terangsang saat itu. Aku sendiri sebenarnya tidak menginginkan untuk bermasturbasi, tetapi dorongan itu sangat kuat, aku hanya merasakan sebuah kenikmatan baru. Sambil terus berfantasi, aku mulai membuka baju kaosku sampai aku hanya menggunakan BH dan celana dalam saja (aku mempunyai kebiasaan hanya memakai kaos tanpa celana apabila aku sedang berada di rumah).
Aku meremas-remas, mengelus-elus lembut payudaraku, sambil sesekali memainkan puting susuku. Nafasku mulai tak teratur, tangan kananku mulai bergerak ke bawah, menelusuri perutku, lalu berhenti sebentar di daerah pusarku, lalu memainkannya sebentar, lalu kulanjutkan lagi kebawah, mengelus-elus lembut bagian kemaluanku yang masih tertutup celana dalamku yang berwarna putih dan terbuat dari katun itu. Aku merasakan rangsangan yang belum pernah kurasakan sebelumnya sekalipun dengan kekasihku sendiri.
Setelah bermain cukup lama di atas celana dalamku, aku mulai meraba-raba masuk ke dalam celana dalamku. Kuelus lembut rambut-rambut halusku yang selama ini rajin kucukur. Kumainkan klitorisku yang sejak tadi sudah menonjol. Kurasakan kelembaban kemaluanku yang sedari tadi sudah terangsang. Aku menggesek-gesekkan jariku di klitorisku. Sampai tubuhku bergetar tak karuan.
Ketika aku mulai memainkan bibir kemaluanku, begitu terkejutnya aku ketika tiba-tiba pintu kamarku dibuka dengan cepat, dan ternyata sahabatku yang berinisial S. Betapa terkejut dan malunya aku saat itu karena pada saat itu aku sedang dalam posisi terlentang di tempat tidur dengan hanya menggunakan celana dalam dan bra yang sudah tersingkap, ditambah posisi tangan kananku yang berada di dalam celana dalamku sendiri. Begitu juga S, ia hanya berdiri kaku dan tak berkata sepatah kata pun.
S adalah seorang gadis bertubuh ideal, sampai kadang-kadang aku iri dengan tubuhnya itu. Pinggulnya yang besar, buah dadanya yang ideal (34B) dengan tinggi tubuh sekitar 160 cm, perut langsing. Cukup membuat iri para gadis yang melihatnya.
Setelah beberapa detik kami saling membisu, akhirnya ia memecahkan suasana dengan senyum nakalnya sambil berkata, “Lagi Ngapain Vy?”
Aku hanya dapat menjawab dengan terbata-bata, “Eng.. ngg.. ngga ngapa-ngapain kok..”
Dia hanya membalas ucapanku dengan tersenyum nakal sambil menghampiri tubuhku yang sedang terlentang dan setengah telanjang. Tanpa berkata apa-apa ia mulai mengelus-elus buah dadaku.
Aku sempat tersentak kaget tapi ia berkata, “Santai aja, tadi belom puas ya?”
Aku pada awalnya masih risih ketika ia memulainya, tapi entah mengapa aku hanya diam saja keenakan menerima elusan-elusannya itu. Ia mulai membuka BH-ku dan mulai mencium lembut kedua buah dadaku. Tidak lama kemudian aku sudah terangsang dibuatnya, nafasku mulai tak teratur.
Setelah beberapa menit ia mencium dan menjilati kedua buah dadaku, ia mulai membuka celana dalamku. Ia mulai menjilati mulai dari ibu jari kakiku, naik terus ke betis, ke paha, sampai pangkal pahaku. Menerima perlakuannya itu aku benar-benar terangsang. Badanku mulai gelisah, bergerak ke kiri-kanan mengimbangi jilatan-jilatannya. Ia berhenti sejenak, lalu ia berdiri dan mulai membuka pakaiannya.
Ketika itu pula aku melihat kedua buah dadanya yang putih kencang, dan puting susunya yang berwarna coklat muda. Seketika itu juga tanpa kusadari aku jadi tambah terangsang. Terlebih-lebih ketika ia membuka celana dalamnya. Oh, yang kurasakan pada saat itu darahku berdesir dari jantungku menuju kemaluanku yang membuat kemaluanku terasa berdenyut-denyut dibuatnya.
Setelah selesai membuka seluruh pakaiannya, ia kembali naik ke atas tempat tidurku dan kembali menjilati pangkal pahaku sambil sesekali meremas payudaraku. Lalu ia mulai menjilati bibir kemaluanku yang membuatku seperti tersetrum arus listrik, badanku mulai mengejang kenikmatan. Ia menjilati bibir kemaluanku cukup lama sampai ia akhirnya mulai menjilati klitorisku sambil sesekali menggigit kecil klitorisku yang membuatku berkelonjotan.
Setelah agak lama Ia mulai mencoba memasukkan jarinya ke dalam lubang kewanitaanku yang sudah basah itu. Ia memutar-mutar jari tengahnya di mulut liang kewanitaanku beberapa kali sampai akhirnya ia memasukkan jari tengahnya ke dalam liang kewanitaanku dengan perlahan. Leguhan kenikmatan pun keluar dari bibir tipisku. Ia mulai menggerak-gerakkan jari tengahnya maju-mundur dengan irama yang semakin lama semakin cepat. “Ahh..” suara desahan kenikmatan pun tak kuasa kubendung untuk keluar dari bibirku ini.
Semakin dalam ia memasukkan jarinya ke liang kewanitaanku, semakin tak kuasa diriku menahan kenikmatan itu sampai akhirnya seluruh tubuhku seperti dialiri suatu hawa kenikmatan yang berpusat pada vaginaku dan menjalar ke seluruh tubuhku. Jeritan yang tertahan disertai tubuh yang menggelinjang kenikmatan hanya dapat kutahan dengan memagut bibir tipisku sambil mencengkram erat bed cover ranjangku. Sungguh suatu perasaan yang sangat luar biasa. Aku hanya terkulai lemas walaupun dalam hati kecil ini masih mengharapkan untuk yang selanjutnya.
Melihat diriku sudah mencapai orgasme, S pun mulai mengarahkan tanganku ke arah buah dadanya yang putih mulus itu. Aku pun langsung menyambutnya dengan elusan-elusan lembut di sekeliling puting susunya, secara perlahan-lahan kuusap, terus ke arah tengah buah dadanya, sampai akhirnya kuusap lembut kedua puting susunya yang sudah menegang sedari tadi.
Kukulum kedua jari telunjukku, kubasahi dengan ludahku, lalu kuteruskan memberikan stimulasi di kedua puting susunya. Leguhan yang keluar dari bibirnya semakin membuatku terangsang untuk memberinya stimulasi yang lebih hebat. Lalu aku pun duduk tepat di depannya dan mulai menjilati daun telinga kirinya sambil tetap kedua tanganku memberikan stimulasi di kedua buah dadanya.
Kujilat sambil sesekali kugigit-gigit kecil daun telinganya, sambil terus turun ke arah leher, pundak, lalu ke tengah-tengah antara kedua buah dadanya, lalu menuju ke arah buah dadanya yang sebelah kiri. Kujilat terus sampai menuju puting susunya. Lalu aku berhenti di sana, kujilat, kumainkan lidahku di sana sambil sesekali kuhisap dan kugigit-gigit kecil.
Tubuhnya pun mulai terlihat berkeringat, gerakan-gerakannya semakin gelisah sambil menggigit bibir bawahnya, suara leguhan dan desahan pun tak urung keluar dari bibirnya itu. Setelah itu aku menuju ke arah buah dadanya yang sebelah kanan, kulakukan persis sama seperti ketika kustimulasi buah dadanya yang sebelah kiri.
cukup lama lidahku pun mulai bergerak turun ke arah perutnya yang langsing dan putih mulus, terus ke bawah sampai ke pusarnya. Lalu kujilat-jilat pusarnya yang mengakibatkan tubuhnya semakin berkeringat dan berkelonjotan. Dari pusar aku meneruskan lidahku ke bawah, ke arah kemaluannya. Kujilat lembut rambut-rambut kemaluannya, lalu lidahku kuarahkan ke pangkal pahanya.
Kucium-cium lembut pangkal pahanya yang membuatnya kegelian. Kusentuh dengan jariku bibir kemaluannya yang sudah basah oleh cairan pelumas yang dikeluarkan oleh vaginanya akibat rangsangan-rangsangan yang tadi kuberikan. Kugesek-gesekkan jariku di sana. Leguhan yang keluar dari bibirnya pun semakin menjadi-jadi mengimbangi semakin banyaknya pula cairan yang keluar dari kemaluannya.
Setelah agak lama jariku kugesek-gesekkan bibir kemaluannya, dengan suaranya yang mendesah, ia pun memintaku untuk menjilati liang kewanitaannya. Tanpa berpikir panjang, aku pun mulai menjilati bibir kemaluannya walaupun saat itulah untuk pertama kalinya aku menjilat bibir kemaluan seorang wanita.
Leguhan dan desah nafasnya semakin memburu. Lalu dengan kedua jariku, kutarik lipatan vaginanya ke atas sampai dapat kulihat klitorisnya yang berwarna pink itu, lalu kujilat-jilat dan kuhisap lembut. Tetesan keringatnya pun semakin membasahi tubuh indahnya itu.
Lalu ia menarik tubuhku dan mengajakku untuk membentuk posisi 69 dengan posisiku yang berada di atas. Terus terang, pada saat menstimulasinya kemaluanku pun sudah sangat basah akibat terangsang hebat, walaupun ini adalah untuk pertama kalinya aku berhubungan dengan sejenis.
Sambil menjilati klitorisku ia memasukan jari tengahnya ke dalam liang kemaluanku yang sudah basah itu dan menggerak-gerakkan jarinya maju-mundur. Menerima perlakuan itu membuat diriku pun tidak mau kalah dan terus menstimulasi kemaluannya semakin hebat.
Tak lama kemudian tubuhnya terlihat mengejang menandakan orgasmenya telah tiba. Ia menghentikan kegiatannya menstimulasi kemaluanku dan mendekap pinggulku erat sambil meremas kedua pantatku disertai leguhan panjang nikmat dari bibirnya.
Dengan nafas yang masih terengah-engah lalu ia menyuruhku mengganti posisi membentuk posisi menyerupai huruf X, dimana kemaluan kami bertemu di tengah-tengah. Kami pun seakan telah terbiasa dengan posisi tersebut mulai menggerak-gerakkan pinggang kami hingga kemaluan kami saling bergesekan satu sama lain. Sensasi rasa yang ditimbulkannya sangat luar biasa.
Nafas kami berdua semakin memburu mengimbangi gesekan-gesekan di kemaluan kami yang semakin lama semakin cepat. Posisi ini kami lakukan sambil ia menjilat-jilat telapak kakiku, lalu ia pun mengisap-isap jari-jari kakiku yang menambah rangsangan di tubuhku.
Setelah sekitar 10 menit kami dalam posisi itu, aku pun berteriak dengan nafas yang terengah-engah dan memberitahukannya bahwa aku sebentar lagi keluar karena aku merasakan kemaluanku seperti berdenyut-denyut. Ia pun membalas dengan menjawab bahwa ia pun sebentar lagi akan keluar dan mengusulkan untuk mengeluarkannya bersama-sama. Dalam hitungan detik tubuh kami menggelinjang secara bersamaan tersengat hawa kenikmatan yang menjalar di tubuh kami berdua sampai akhirnya kami berdua terkulai lemas di atas ranjangku dengan nafas terengah-engah dan ranjang yang membasah terkena keringat kami berdua.
Setelah nafas kami mulai normal, dengan tubuh masih telanjang ia memeluk lembut tubuhku lalu mengecup bibirku dengan lembut, lalu setelah itu ia mengecup keningku sambil berkata, “Vy, kamu hebat! makasih ya..”
Cukup lama kami tiduran sambil berpelukan sampai akhirnya ia memutuskan untuk menelepon rumahnya dan memberitahukan bahwa ia akan menginap di rumahku. Malam itu kami tidur bersama di bawah satu selimut tanpa mengenakan selembar benang pun di tubuh. Sampai sekarang pun ia masih sering menginap di rumahku dan kami pun sering melakukannya dengan berbagai posisi dan variasi.
Pernah juga S datang dan membawa sebuah dlido (penis mainan) yang bervibrator sepanjang 20 cm dengan diameter 3 cm dan kami pun sempat bermain-main dengan alat itu. Sekarang ini sudah sekitar 2 minggu kami tidak berkomunikasi lagi. Ia sibuk dengan kegiatannya sendiri dan begitu juga denganku. Demikian cerita nyata saya yang dapat saya ceritakan walaupun dengan tulisan yang jauh dari sempurna ini karena terus terang ini adalah pengalamanku yang pertama kali menulis kisah nyata di sini.

TANTE SOFIE MENERIMA PERLAKUAN MESUM YANG KULAKUKAN PADANYA

Cerita Mesum - ngewe dengan tante sofie yang sexy walaupun sedikit menolak perlakuan mesum ku dengan judul ” Tante Sofie Menerima Perlakuan Mesum yang Kulakukan Padanya ” yang tidak kalah serunya dan dijamin dapat meningkatkan libido seks, selamat menikmati.


ini berawal di kota kelahiranku Kami bertetangga dengan sebuah keluarga Cina Kami pindah kerumah itu ketika aku berusia enam tahun Ayahku adalah pegawai negri sipil biasa dan oom Pang adalah juga PNS tetapi punya kedudukan yang tinggi
Oom Pang ini orang Cina peranakan Manado sedangkan tante Pang atau yang biasa dipanggil tante Sofie adalah orang Cina peranakan Ternate Aku satu umur dengan anak gadisnya yang nomor empat dan kami satu sekolah Dengan demikian kami tumbuh bersama menjelang masa remaja, hanya setamat SMP aku ke STM sedangkan Angela ke SMA
Aku suka main dirumahnya Angela Tapi sejak aku di bangku kelas 3 SMP aku mulai tertarik kalau melihat tante Sofie ini Orangnya tinggi besar, wajahnya sebenarnya cukup cantik, hidungnya mancung dan bibir yang sexy
Betis betis kakinya yang besar dan panjang itu juga berbentuk indah Tetapi selama hidupku aku tak pernah melihat tante ini berhias diri Keluar pun tante hanya berdandan biasa saja tanpa make up yang berlebihan Setiap hari tante slalu bekerja didapur memasak
Tante senang padaku sebab aku suka menemaninya didapur dan kami mengobrol soal apa saja Tante ini benar benar adalah seorang wanita yang polos dan suci hatinya menurut pandanganku Tapi tante ini kalau duduk suka sembarangan dan inilah yang membuat aku jadi bernafsu padanya
Suatu hari aku meIihat tante memakai baju yang agak terbuka dan diketiaknya sudah sedikit sobek Akibatnya tali bra nya yang warna hitam itu kelihatan bahkan sebagian samping dari toketnya yang putih dan besar itu juga kelihatan
Aku tak tahan melihat semua ini, sementara tantepun cuek saja sebab sibuk dengan pekerjaannya Kebetulan saat itu tak ada siapa siapa didapur selain aku dan tante Sofie ini Beberapa butir peluhnya mengalir di wajahnya yang tak kenal lelah itu Lehernya yang berisi nampak mengkilat oleh keringatnya Pemandangan ini yang membangkitkan nafsu birahi ku padanya
Tiba tiba telefon berbunyi dan tante menyuruhku untuk angkat telefoon Rupanya dari suaminya dari kantornya, mau bicara dengan mamanya Lalu tante Sofie datang mendekatiku, mengambil alih gagang telefoon itu sambil berdiri tepat disampingku dekat sekali hingga toketnya yang terbuka itu bisa aku lihat begitu jelasnya Kulitnya masih mulus putih padahal usianya sudah empat puluh tahun waktu itu
Aku tak dapat menahan hatiku lagi Sementara tante berbicara ditelefoon maka tanganku segra bereaksi mengusap pelan bagian dari toketnya yang nampak itu dan kuremas remas pelan Aku merasa nikmat sekali bisa menyentuh kulit putih itu
Tante hanya menatapku tapi tak bereaksi apa apa dan kembali melanjutkan kerjanya Aku kembali mendekatinya dan tanganku kembali menyusup masuk lewat celah yang terbuka itu terus memegang buah dadanya dan meremas remasnya Tante kaget dengan sikapku yang berani itu
“Ce ngana anak kecil kenapa ramas ramas kita punya susu?” Tante bertanya dengan dialek Ternatenya
“Tante punya susu itu bikin saya jadi nafsu” kataku dengan hati yang polos, walau hatiku berdebar juga
Tanganku masih saja menggerayangi toketnya yang besar itu Bahkan ketika sampai keputingnya dan memintir mintir putingnya itu terasa putingnya tante tlah jadi tegang mengeras dan memanjang “Adooohh !” tante Sofie mengeluh sambil memerem matanya dan menegakan badannya Rupanya ia juga merasa nikmat dengan permainan tanganku ini Dan kuremas terus gumpalan daging putih yang masih kenyal itu
tante Sofie semakin mengerang Kuraih kepalanya dan kucium bibirnya, walau aku sendiri masih bodoh dalam berciuman Gigiku berbenturan dengan giginya tante, tapi cepat ku sambar bibirnya lagi Tante tersandar dikursi menatapku nanar
Melihat tante Sofie yang sudah terkapar seperti petinju yang ko itu, bikin aku tambah nekad lagi Kukeluarkan kedua payu daranya itu dari dalam bra nya dan kuhisap kedua putingnya silih berganti tante Sofie semakin merintih dan memekik dengan suara tertahan sambil membanting banting kakinya kelantai
Tangan kiriku masuk kebalik blusnya terus menembus cd nya dan mengusap usap bibir memeknya tante Sofie berteriak dan memekik tertahan, rupanya tante mencapai klimaksnya “Sudah , sudaaah !” jerit tante Sofie dengan suara bergetar
Lalu ia bangun berdiri seperti marah padaku Menatapku dengan mata terbelalak Bibirnya gemetaran “Ce , kurang ajar ngana!” Lalu ia bangkit berdiri dan buru buru memasukan kembali kedua toketnya yang aku keluarkan tadi itu segra meninggalkan tempat itu Kulihat tante memasuki kamarnya dan membanting pintu Aku cepat cepat kabur saja dari situ
Malamnya ku datang kesitu lagi, dengan alasan mau ketemu sama Angela tante Sofie lagi diruang tamu duduk berpangku kaki sambil membaca majalah Hanya menatapku sekilas dan tidak menjawabku Mungkin dia masih marah pikirku
Pada suatu pagi aku tak masuk sekolah, lewat samping aku masuk kedapur dan dipojok aku lihat tante sedang mencuci pakaian Kebiasaannya kalau celana dalamnya dan anak anak wanitanya tante mengucek ngucek sendiri tak pernah masukan kedalam mesin cuci
tante Sofie sedang duduk pada sebuah bangku kecil sambil membuka lebar kedua pahanya sementara roknya tersingkap sampai jauh keatas Mungkin sebab tak ada orang lain di rumah jadi tante bersikap bebas begitu dan tante Sofie pun kaget dengan kehadiranku yang tiba tiba itu
Aku pura pura nanya segala macam untuk mengajaknya ngobrol sambil aku duduk di hadapannya hingga pahanya yang besar yang tlah basah oleh air sabun jadi mengkilap putih Bisa kulihat dengan jelas membuat aku jadi benar benar terangsang
Entah tante Sofie sadar atau tidak dengan posisi duduknya itu, dia tetap tak merobah posisi duduknya itu walau mataku tlah melotot kearah selangkangannya Aku lalu berdiri dan mendekatinya dan jariku segra meraba pahanya yang basah itu dan agak meremas remas kulit paha yang masih kenyal itu, sementara si kecilku mulai bergerak gerak didalam celanaku
“Hei…!” sergah tante Sofie tapi tanpa menoleh padaku “Mulai lagi ngana punya tangan nakal itu” Tapi nada suaranya tidak seperi orang marah Jari jariku turun kebawah sampai mendekati selangkangnya dan kusingkap lagi roknya
“Aduuuh, ngana ini nakal sekali ya?” kali ini suaranya agak meninggi sedikit, tapi ia tetap saja melanjutkan mengucek pakaian Dan tanganku sudah tak bisa ditahan lagi, jariku segra menerobos masuk kedalam cd nya
Kurasakan jembutnya yang lebat dan panjang panjang itu sementara jariku terus saja masuk menyusup hingga aku menemukan lobangnya Aku yakin bahwa ini adalah lobang vaginanya tante Sofie, segra jari tengahku dan jari telunjukku kudorong masuk
tante Sofie menjerit seketika dan menatapku seperti tak percaya kalau aku berani berbuat sejauh itu Ia berusaha menarik keluar tanganku, tapi aku bertahan kuat kuat Dengan sekuat tenaga aku mendorong kedua jariku masuk dan menusuk nusuk memeknya tante Sofie itu
Kulihat tante itu memejamkan matanya sambil mendesah tertahan, aku semakin kuat menyodok nyodok terus hingga jari jariku terasa basah oleh cairan yang ada didalam lobang memeknya tante Sofie itu Kedua tangannya terkulai lemas disisinya dan kepalanya tertunduk dan suaranya melenguh dan napasnya memburu Kemudian ku lihat tante Sofie seperti kesetanan mendesah mengerang sambil menjepit kedua pahanya kuat kuat hingga jari jariku ikut terjepit
Beberapa saat kemudian ia seperti tersadar lalu mendorongku kuat kuat hingga aku jatuh terjengkang kebelakang Lalu cepat ia bangun berdiri dan meninggalkan tempat itu Kemudian terdengar pintu kamar dibanting kuat kuat Aku terkaget lalu buru buru bangun dan kabur dari situ
Aku paling tak suka sama si Teng Be, kakaknya Angela Orangnya sombong dan angkuh, tidak seperti Teng Lae atau Giok kedua kakaknya Dia dua tahun lebih tua dari aku, kami yang sebaya tak suka main dengan dia Aku pikir gimana kalau sampai mereka tahu apa yang tlah ku perbuat terhadap mama mereka? Dunia pasti akan geger Sebab aku berdarah melayu campuran darah orang Papua dan mereka orang Cina
Untuk beberapa hari berikutnya aku tak berani kerumah mereka Tapi dalam sehari tak melihat wajahnya tante Sofie aku merasa diriku sangat sengsara Sejak kecil aku tak pernah merasakan kasih sayang ibu Ini yang bikin aku jadi nakal dan liar
Waktu acara perpisahan sekolah aku datang sendirian, sebab papaku lagi pergi Aku begitu iri melihat teman teman lain yang di temani orang tua mereka Mereka berpakaian bagus bagus sedangkan aku hanya berpakaian seadanya Padahal aku bukan berasal dari keluarga yang miskin, hanya ibu tiriku saja yang sangat pelit terhadap aku
Aku melihat Angela di temani papa dan mamanya, kami sama sama lulus ujian Aku berdiri sendirian dengan kepala yang tertunduk dan sebelum acaranya selesai aku sudah kabur duluan sebab aku merasa tak pantas berada diantara teman temanku itu yang mereka semuanya sangat menikmati hari hari yang bahagia itu
Selama liburan aku tinggal dirumahnya kakekku, yaitu bapaknya papa aku Rumahnya berada ditepi pantai berada ditepi pantai Kadang aku ikut kakek melaut mencari ikan untuk kita makan Tapi hatiku slalu rindu sama tante Sofie
Akhirnya papaku datang, katanya aku didaftarkan di STM bagian mesin Aku sangat sayang sama beliau, tapi aku benci istrinya itu Aku tak punya pilihan lain selain harus kembali kerumah itu Padahal rumah itu bagai neraka bagiku, tapi ada tante Sofie tetanggaku yang slalu aku rindukan Akhirnya ketika aku tlah duduk di bangku kelas satu STM, sebab aku dapat ceweq anak sekolah maka buat sementara aku melupakan tante Sofie
Tapi setelah aku kelas tiga baru aku teringat sama tante lagi Rupanya selama ini dia slalu merindukanku, tapi tentu saja tak mungkin diungkapkannya padaku, sebab tante ini adalah wanita yang masih terkungkung oleh norma norma kehidupan dan tradisi
Bahkan dia sama sekali tak bereaksi ketika aku berusaha lagi untuk mendekati nya, walau aku yakin kalau dia itu tahu akan gerak gerikku ini Sebab aku tahu jam jam dia sendirian di rumah maka saat itulah aku datang padanya Yaitu sekitar jam tiga sore, ketika yang lainnya pada tidur siang, tapi tante tak pernah mau tidur siang Katanya biar malam nanti ia bisa cepat tertidur
Waktu aku datang saat dia lagi sendirian duduk di meja makan sambil membaca majalah, ia menatapku penuh selidik Setelah menyapanya aku langsung datang duduk didekatnya Aku dapat mendengar elahan napasnya “Anak kecil, ngana mau apa lagi?” Sialan, ia masih juga memanggilku dengan sebutan anak kecil, padahal aku sudah di bangku kelas tiga STM “Saya rindu sama tante, tante yang cantik dan sexy manis” jawabku sambil tersenyum padanya
tante Sofie hanya mendengus dan seperti mengejek aku “Ce, ngana anak sepanggal, so berani raba raba kita punya barang” katanya sambil menatapku seperti jengkel “Tapi tante juga suka kan?” jawabku menantangnya dan menatap matanya “Tapi ngana kurang ajar pa orang tua, kita kan so tua!” jawab tante sengit dengan suara mendesis
“Tante masih kelihatan muda koq!, Tante masih cantik merangsang, hanya tante saja yang tidak merasa” aku terus menjawab sambil memegang lengannya Tante diam saja tak bereaksi ketika kuremas remas lengannya yang dibawah ketiaknya dan satu tanganku mengelus pahanya
Tiba tiba ia berdiri dan berjalan menuju kamar mandi Aku pun berdiri dan cepat menyusulnya dan tanpa ia sadar ketika masuk kedalam kamar mandi, akupun ikut masuk Tante kaget setengah mati melihat padaku yang segra menutup pintunya “Ce !, ngana betul betul anak kurang ajar, ayo keluar! Kita mo berak!” katanya setengah berbisik Kalau memang ia tak suka kenapa ia tak berteriak saja?
Aku berdiri sambil bersandar di pintu dan memandanginya Mukanya jadi masam, tapi rupanya ia tak bisa tahan lagi Lalu mengangkat rokya dengan tergesa gesa dan mencopot cdnya dan langsung ia duduk diatas kloset dengan muka yang seperti mengejan
Kudengar tinjanya yang besar itu terputus putus jatuh kedalam closet dan menimbulkan bunyi Bunyi itu sangat merangsangku Aku mendekatinya dan mencium bibirnya sambil toketnya kembali kuremas remas Kumasukin tanganku ke dalam branya, menarik keluar toketnya dan kuhisap hisap lagi dengan kuat kuat Tante hanya mengerang seperti keenakan, tapi tetap membiarkan aku terus beraksi Kemudian ia berdiri dan mengambil gayung mau cebok
Tapi aku lebih cepat menyambar gayung dan menimba air, lalu kusuruh tante berbalik dan aku lah yang mencebok pantatnya Dengan jari jariku aku membersihkan lobang anusnya dari kotoran tinjanya Tante hanya mengerang sambil berdiri mengangkang kedua kakinya dan agak menunduk
Kemudian aku berjongkok dan tanganku memegang bokong pantatnya tante lalu menjulurkan lidahku menjilati lobang anusnya tante Sofie itu Mungkin sebab merasa geli tante menggoyang pantatnya sambil terus merintih dan mengerang berat sambil mendesah
“Aduuuhh…, ngana so bikin apa lagi pa kita ni…” suara tante Sofie mendesah Aku tetap saja membruca lobang anusnya itu dan tante mulai terangsang nafsunya Kemudian kulucuti bajunya hingga praktis tante Sofie jadi bugil di hadapanku
Kedua tangannya menyilang di depan toketnya yang besar tapi sudah terbembeng itu, tubuhnya gemetar dan menatapku dengan bingung Ku memintanya supaya bersandar didinding dan membuka lebar kedua pahanya tante Sofie mengikuti permintaanku tanpa membantah sambil berdiri pasrah seperti orang yang kebingungan
Mataku melotot memperhatikan seluruh tubuhnya tante Sofie dari atas sampai ke ujung kakinya Sudah ada beberapa helai rambut ubannya Tapi lehernya masih mulus dan kedua toketnya yang besar itu tergantung lesu seperti buah pepaya dengan puting susunya yang besar dan memanjang berwarna gelap
Kontras sekali dengan warna kulitnya yang kuning langsat dan mulus bersih itu Pada perutnya agak membesar itu terlihat guratan guratan tanda pernah melahirkan, nampak jelas sekali disekitar lobang pusarnya dan bagian bawah perutnya
Pahanya yang besar itu sudah berlemak yang menggelambir mengantung dan hampir menutup selangkangnya Bulu bulu jembutnya sangat tebal dan memanjang menutupi bagian depan vaginanya Tetapi secara umumnya penampilan tante Sofie itu masih cukup sexy dan bagus, kontolku sudah mulai bangun
Aku berjongkok didepannya dan menguak rambut kemaluannya itu dan lidahku mulai membruca memeknya tante Sofie Bibir vegynya tante tlah porak poranda dan tak tentu lagi bentuknya Labia mayoranya sudah membesar dan terlipat seperti jenger ayam dan kebiru biruan
Maklumlah tante Sofie sudah lima kali melahirkan Lobang memeknya pun sudah terbuka besar, kira kira ada tiga sentimeter garis tengahnya Berwarna merah dan kesepian Mungkin sudah lama sekali memek ini tak pernah dimasuki kontol lagi Sebab nampaknya oom Pang sudah loyo
Kelihatannya tante Sofie tlah menyerah total dan pasrah padaku sambil menjambak rambutku kadang kadang dengan sangat keras sekali Tiga buah jari jariku sekaligus masuk menyodok kedalam liang vaginanya itu yang tlah basah berlendir
tante Sofie hanya menjerit dan memekik tertahan Akhirnya tibalah pada acara finishing touchnya, yaitu memasukan kontolku kedalam memeknya tante Sofie Rudalku langsung masuk melesak kedalam sampai semuanya tertanam didalam memeknya tante Sofie itu
Sambil tersandar didinding kedua tangannya merangkul leherku dan kedua tanganku memegang pinggangnya dan aku mulai memompa kuat kuat Napas tante Sofie tersengal sengal sambil kucium bibirnya sementara keringat mulai membasahi tubuh kami dua Keringat kami bercampur membuat badan kami juga jadi licin
Kira kira sepuluh menit kemudian tubuh tante Sofie jadi menegang dan bergetar dengan hebatnya Sambil merangkulku kuat kuat dan memekik tertahan pertanda ia sedang mencapai puncak orgasmenya Bahkan air matanya pun keluar , tante menangis terisak isak Akhirnya akupun menumpahkan spermaku kedalam rahimnya
Kutancapkan kuat kuat kontolku kedalam memeknya dan akupun jadi tegang untuk beberapa saat Tubuh kami tetap bertaut berpelukan erat dan keringat yang membanjir Kuangkat wajahnya, tapi tante Sofie menunduk lagi Mungkin ia merasa malu, hanya napasnya saja yang masih terus memburu sementara kami masih dalam posisi bersenggama
Akhirnya ku cabut keluar kontolku dari dalam lobang memeknya dan aku membantunya membersihkan dirinya dan memakaikan kembali pakaiannya tanpa bicara apa apa, sebelum keluar masih sempat lagi aku mencium bibirnya bahkan kami berpelukan dengan mesrahnya dan kami segra keluar dari situ
Satu malam sekitar jam delapan aku keluar dari rumah dan berjalan disamping rumah mereka Rumah mereka agak kebelakang sebab halaman depannya sangat luas sekali, begitu juga dengan halaman belakangnya Melewati dapur kita aku terus berjalan lewat samping rumah mereka hingga aku tiba dibelakang rumah mereka
Untuk bebrapa saat aku berdiri dibawah pohon nangka dibelakang rumah itu sambil memandang kedalam rumah itu Kulihat tante sedang berada didapur, entah lagi sibuk apa Lalu kulihat tante keluar dari pintu dapar, buru buru aku mendekatinya, Dia kaget “Hei kenapa malam malam ngana ada disini?”
Ia bertanya dengan dialek Ternatenya Ku tempelkan jariku di mulutku dan memegang tangannya mengajaknya ke bawah pohon nangka dan ia mengikuti dengan perasaan bingung tapi diam “Ngana mau bikin apa di sini ?” tanyanya dengan suara mendesis sambil menatapku heran
“Tante duduk disini” jawabku sambil menunjuk bangku panjang yang ada disitu Lalu tante Sofie pun duduk disitu dan aku juga ikut duduk disampingnya sambil memegang lengannya dan merangkul pinggangnya Napasnya yang panas itu terasa ketika aku melumat bibirnya
Kami saling bertaut bibir erat erat “Saya mau cuki tante lagi” kataku pelan sambil mendekap tubuh yang besar itu “Ce , ngana ini anak gila betul, ngana kan masih kecil, tante ini so tua, kenapa ngana mo cuki pa kita orang so tua bagini?”
“Tapi tante masih cantik dan saya jatuh cinta sama tante” jawabku sungguh sungguh untuk meyakinkannya “Lalu kalau ngana jatuh cinta pa kita , trus ngana mo bikin apa pa kita ?” Aku tak menjawab tapi langsung saja kembali memagut bibirnya kuat kuat Seperti yang aku lihat di film film biru
tante Sofie tidak melawan, tapi diam saja seperti pasrah Dari bibirnya terus turun ke batang lehernya ku jilatin sambil kudengar suara dengusannya Aku keluarkan toketnya yang besar itu dari balik dasternya dan kusedot habis puting susunya itu kuat kuat hingga tante Sofie menjerit tertahan dan mengerang hebat
Nampaknya tante Sofie juga sudah mulai horny Kemudian ku suruh ia berdiri dan menyandar kebatang pohon nangka yang besar itu dengan membuka lebar kedua kainya, lalu mengangkat roknya dan melucuti celana dalamnya
Aku seperti orang yang benar benar sudah ahli urusan sex dan akhirnya kumasukan kontolku kedalam memeknya Dengan sekuat tenaga aku memompa sambil berdiri memegang pinggulnya tante Sofie mendengus keras sambil mendesah dan melenguh sementara badannya yang besar itu jadi menegang dan memelukku erat erat sambil ku hisap habis habisan bibirnya dan lidahnya itu tante Sofie mencapai klimaksnya sambil mendesah berat Akhirnya aku juga keluar
Tubuh kami berdua sudah bermandi keringat yang bercampur baur Ku hunjamkan kuat kuat kontolku kedalam memeknya tante Sofie ini sambil menyemprotkan spermaku kedalam rahimnya Enaaak…, ini kali yang ketiga aku melakukan hubungan sex dengan wanita
Kami masih bersandar pada batang pohon nangka itu buat beberapa saat dengan napas yang masih tersengal sengal Kujilati leher tante Sofie yang basah oleh peluhnya itu, walau terasa asin tapi aku suka Tiba tiba anaknya yang tertua si Teng Lae keluar dari pintu dapur
Berjalan melewati kami berdua kira kira pada jarak dua meter saja Ia mengambil handuknya dijemuran dan kembali masuk kedalam rumah Aku memegang mulutnya tante Sofie kuat kuat Untung saja disitu sangat gelap sekali
Tapi kami dua sudah sempat ketakutan setengah mati Aku membuka bajuku dan melap keringatnya tante Sofie di mukanya dan sekujur badannya hingga bajuku jadi basah oleh keringatnya Kemudian tanpa berbicara setelah memakai kembali cd nya lalu tante berjalan masuk kedalam rumah tanpa menghiraukan aku lagi Aku tersenyum puas sambil bersandar di batang pohon nangka itu
Besok siangnya sepulang sekolah aku kesebelah lewat pintu dapur Suasana nampak sepi hanya ada tante Sofie didapur “Selamat siang tante Po chi ada?” tanyaku , tapi tante hanya diam saja tak menjawab aku Menolehpun tidak , mungkin dia marah Lalu kudekati tante dari belakang dan kucubit pantatnya Terkejut ia membalik menatapku seperti marah “Kurang ajar!” desisnya sambil menatapku tapi dengan tersenyum senang padaku
Sebab tak ada siapa siapa disitu tiba tiba ia menarik tanganku dan kami masuk lagi kedalam kamar mandi dan akhirnya terjadi kembali persetubuhan antara aku dan tante Sofie disiang bolong itu didalam kamar mandi rumah mereka
Sejak saat itu aku semakin dekat lagi dengan tante Sofie ini dan tentu saja tak ada orang yang tahu bahwa kami dua lagi pacaran dengan mesra nya. END
UA-87914129-1